![]() |
View Male, Ibu kota Maldives dari Vilingili Island |
Selepas
scanning suhu badan, isi arrival card serta semacam health card kami kebagian
Imigrasi, kami pikir VOA harus bayar sekian $$ kami sudah siapkan hal tersebut,
ternyata VOA gratis. Kami mikir, ini sih bukan VOA. Tapi, aku berpikir kalau
memang perjalanan kami diberkati. Semua serba mudah.
Bahkan, konon di bandara
yang sangat sibuk dan biasanya di Imigrasi antrian mengular, ini tidak ada.
Alhamdulillah. Kami tahu sih, sebenarnya ini akibat dari CoronaVirus di mana
semua orang hold buat bebergian.
Keluar
dari bandara, kami tidak ada ketakjuban apa-apa selain "What?? di depan bandara persis sudah terpampang lautan luas!". And later we learn about these
following things:
A. Transportasi
Ada
beberapa transportasi umum yang bisa kami gunakan di sana:
1. Taxi
Adalah
moda transportasi terfavorit kami saat di sana karena lebih mudah, lebih cepat,
nyaman dan bisa kami pesan lewat telepon. Ongkosnya pun relative masuk akal
plus tarif mereka hampir seragam. Jadi, ga takut dikemplang! Meski kita ini
turis. Rata-rata kami bayar 65,000 - 100,000 rufiyaa (MVR).
Kami
pakai taxi karena kami harus pindha-pindah lokasi meeting.
2. Ferry
Moda
transportasi laut yang hitungannya sangat murah tapi ini hanya ada sesuai
jadwal, masing-masing destinasi jadwal berbeda. Boleh dicoba kalau lagi santai.
Dan, kami sempat mencoba saat pergi ke Viligili Island dengan jarak tempuh
kurang lebih 10menit dan perorang kami bayar $0.5.
3. Speedboat
Moda
transportasi laut lain yang selama ini aku takutin, hahahaha.
Namun,
di Maldives aku ga perlu takut ternyata di air yang tenang speedboat tidak
begitu bumping jadi aku tidak mabok. Kami mencoba moda transportasi ini saat ke
Resort dengan jarak tempuh 45menit. One-way mereka pathok mulai $ 40/pax. Kalau
return ya $ 80.
4. Seaplane
Satu-satunya
moda transportasi yang belum kami coba. Biasanya dipakai untuk transfer ke
Island atau resort yang mengambil jarak tempuh lebih dari 45menit dari bandara. Untuk
seaplane ini lumayan mahal, kisaran $ 700.
B. MATA UANG
Maldives
menerima dua mata uang yaitu USD dan MVR atau Rufiyaaa. Namanya mirip dengan
mata uang kita. IDR. 100,000 kurang lebih sama dengan MVR 91,000.
C. UDARA
Di
sana meski pantai, mereka memiliki udara jauh lebih bagus dari Bali. Meski
kamana-mana kami jalan kaki kami ga payah, sebab udaranya yang enak. Panas tapi
berangin. Dan anginnya ga bikin masuk angin. Jadi, next kesana aku udah tahu
prepare baju macam apa, hahaha.
D. Negara Islam
Maldives
merupakan negara yang 100% Muslim. Islam adalah mandatory. Budaya mereka, semua
perempuan memakai jilbab.
Jadi,
kalau ingin memakai baju-baju seksi, renang dengan bikini, silahkan pergi ke
Resort (island) sebab di Ibukota Male dan residential Hulhumale kita tidak diperkenankan memakainya.
Bahkan,
jika ingin meminum minuman keras pun beberapa orang harus ke Airport karena
hanya di sana kita boleh mengkonsumsinya selain di resort.
E. Pekerja Keras
Maldivian
(sebutan untuk orang Maldives) adalah orang-orang pekerja keras. Mereka minim
sumber daya alam, apa-apa harus import dan mahal.
Pekerja
kasar (pelayan restaurant dan staff biasa)mereka ambil dari Indonesia dan Filipina.
Namun,
tentu saja kami juga bertemu orang Indonesia yang bekerja di tingkat managerial.
Meski
negara Islam, di sana mereka mau dipimpin seorang perempuan di dalam
perusahaan.
F. Makanan
Makanan
di Maldives spicy, mendekati India. Tapi, spicy-nya itu bukan karena cabe
melainkan karena lada.
Makan
di sana, kalau ga di Cafe ya restuarant. Meski demikian, harga makanan reasonable
dengan pendapatan perkapita yang 10x lipat Indonesia. Akan aku bahas di post
terpisah agar tidak terlalu panjang.
G. Bahasa
Bahasa yang dipakai oleh orang local yang sudah tua dan di pulau-pulau bernama Dhivelhi. Kalau sekilas seperti Bahasa India atau lebih ke Urdu tapi bukan.
Tapi, untuk mereka yang masih mudah dan atau tinggal di Male mereka berkomunukasi dengan Bahasa Inggris.
Tapi, untuk mereka yang masih mudah dan atau tinggal di Male mereka berkomunukasi dengan Bahasa Inggris.
H. Lain-Lain
Di Maldives kalau jam sholat akan susah mencari taxi. Mereka akan banyak berkeliaran lagi setelah lepas jam sholat. Khususnya hari Jum'at, restaurant dan Café tutup di jam sholat Jum’at.
Plus, hari libur mereka yang di kota (Male dan Hulhulmale) adalah hari Jum'at sedang di Resort libur jatuh pada hari Minggu.
Plus, hari libur mereka yang di kota (Male dan Hulhulmale) adalah hari Jum'at sedang di Resort libur jatuh pada hari Minggu.
Dan juga, kami bisa sharing taxi dengan stranger, lho!
Baca Juga: Panduan Ke Maldives Buat Para Pemula
Jadi ingat, dulu head-chef di hotel yang saya tempati itu orang Indonesia ~ dan beberapa kali saya ketemu orang Indonesia yang bekerja di Maldives. Sepertinya, business owner di Maldives memang senang memakai jasa pekerja orang Indonesia karena satu dan lain hal (bisa jadi karena orang Indonesia memiliki skill yang oke punya dan pekerja keras) :D
ReplyDeleteBaca-baca soal Maldives betulan buat rindu :D semoga mba Nila share yang banyak biar bisa melepaskan rindu saya sama Maldives hihi ~ soalnya saya dulu tuh lebih banyak street walking dan hoping cafe to cafe saja. Dari blog mba bisa lihat sisi lainnya Maldives :3
Corona pasti jadi pukulan banget ini buat negara-negara yang mengandalkan turis manca seperti Maladewa. Terlebih lagi kalau, seperti Maladewa, letaknya terisolasi entah di lautan atau di tengah-tengah benua.
ReplyDeleteBtw, ferinya lumayan murah juga ya, Mbak? Tapi, untuk ke pulau-pulau kecil, feri seperti itu apakah ada?
Tempatnya sangat simple yaa..Bernuasa pulau yang menyejukkan
ReplyDeleteDan tidak terlalu ramai dan padat jadi punya kesan tidak terlalu bising. Kalau aku lihat dari gambar sih..🤣🤣
Saya belum pernah ke Maladewa. Info ini benar2 baru bagi saya. Oh, saya baru tahu juga kalau di sana mayoritas muslim. Dan pemandangan keluar bandara cantiiikk banget.
ReplyDeletebikin ngiler dan pengen bisa ke maldives juga nih
ReplyDeleteOh jadi di resort masih diperbolehkan minum minuman beralkohol ya?
ReplyDeletesaya pernah baca atau dengar ya, di akun IGnya Dian Pelangi atau siapa ya dulu, katanya di sini bebas alkohol dan makanan haram.
Bebas sajam juga, kalau nggak salah.
Ternyata masih ada beberapa tempat yang ditoleransi.
Btw keren banget ya pemandangannya, meski saya sedih juga membayangkan keeksotikan kulit saya kalau lama-lama di sini hahahaha