Mama
mertuaku termasuk pengkonsumsi berita setiap harinya, begitu juga dengan Papa
mertua. Berita-berita yang mereka nikmati rata-rata dari Televisi.
Berita
politik, bencana, kriminal atau kasus yang sedang hits seperti Virus Corona.
Tidak
ada yang salah dengan mengkonsumsi berita-berita tersebut, karena toh kita
harus selalu up to date. Betul, kan?
Tapi,
mengkonsumsi berita, informasi seperti itu secara massive dan berlebihan
sungguh tidak baik untuk kesehatan jiwa. Karena berita-berita yang bermunculan kebanyakan adalah hal-hal
tidak baik alias hal negative.
Kekhawatiran Berlebih
Hal
yang paling sering dialami oleh mereka dengan tontonan berita-berita negative
adalah memiliki kekhawatiran berlebih.
Tentu
saja khawatir itu harus ada akan tetapi jika terlalu berlebih akibatnya kita
tidak memiliki hidup yang tenang. Karena hal tersebut membuat dunia ini seakan
bukan tempat aman untuk dihuni.
Membentuk Pribadi Pesimis
Masih
berhubungan dengan rasa khawatir, karena setiap hari dicekoki dengan hal-hal
negative akhirnya kita pun menjadi pribadi yang pesimis.
"Karena kata berita begini, kata berita begitu, kayanya kalau
aku melakukan itu ga akan berhasil"
Kalimat
tersebut adalah hal umum yang sering kita jumpai. What a waste! Aku bilang.
Resah dan Tidak Memiliki
Kedamaian
Karena
berita-berita negative itu umumnya meresahkan, membuat kita berpikir dengan
penuh khawatir sehingga lama kelamaan hal yang selalu berulang kita dengar
menjadi "believed" ini sangat tidak sehat.
Aku
masih ingat bagaimana saat mendampingi Bunda di masa penyembuhan depresi
ringannya beberapa tahun lalu. Dokter menasehati "jauhkan Ibundanya dari tontonan dan berita-berita negative,
Mbak".
Jangankan
buat mereka yang sakit, yang sehat pun tanpa sadar bisa sakit juga kejiwaannya.
Kita Tidak Bisa Mengontrol Berita
& Informasi Yang beredar
Yup,
kita memang tidak bisa mengontrol data, informasi, berita yang beredar secara
massive, tidak hanya melalui media Televisi, tapi juga radio, internet bahkan
media sosial akan tetapi kita bisa mengontrol apa yang kita konsumsi.
Sayangi
jiwa kita dengan mengontrol apa yang masuk dan diolah oleh otak.
Aku
pribadi memang termasuk yang sangat jarang nonton berita, gossip, baca berita,
baca gossip. Kalaupun harus up to date biasanya aku baca seperlunya dan mencari
sumber yang reliable. Ga sembarangan media hajar.
Nah, aku di rumah yang agak sebel kalau Zafa
udah main di luar dan nimbrung nenek dan Kakeknya nonton berita. Karena Nenek
dan Kakek memberikan jawabannya rata-rata itu tidak sesuai dengan umur Zafa.
Aku
tidak mau Zafa terlampau khawatir dengan istilah-istilah penculik, orang jahat
atau kriminal-kriminal lainnya.
Kalau
pun harus dikasih tahu aku mau kasih tahu dengan cara tidak melalui media lain
seperti demikian. Lebih ke pemahaman tentang norma, kasih sayang, dan lain
sebagainya.
Kontrol ada pada diri kita. Lebih baik menghitung karunia TUHAN saat senggang karena hal tersebut tidak hanya membuat kita merasa bersyukur, tapi bahagia, optimis serta berpikiran positve terhadap TUHAN.
Yang lebih memprihatinkan lagi kalo org2 yang lebih dewasa (tua) dari kita suka broadcas berita2 yang belum diverifikasi. Bikin gemes aja heheeh
ReplyDeleteSebelum baca berita atau kita tonton pastikan itu berita yang benar2 Palid, Bukan karena awal permulaan yang pada akhirnya jadi berita hoaxs.
ReplyDeleteSetuju mbaaa, saya juga betul-betul membatasi informasi apa yang perlu saya terima dan baca ~ makanya banyak hal viral yang terjadi tapi terlewatkan oleh saya :)))) karena semakin banyak informasi yang masuk ke otak kita, secara nggak langsung akan menginfluece pilihan-pilihan ke depan.
ReplyDeleteTapi kadang too much informasi justru akan menyebabkan kita gagal untuk mengambil pilihan yang tepat. That's why, saya betul-betul berusaha mensaring apa yang perlu saya tau dan nggak. Kadang kalau teammates lagi bahas sesuatu yang viral, saya better nggak dengar atau menjauh sekalian ahaha. Tapi ya ada masa di mana saya kelepasan juga ~ biasanya kalau sudah terlanjur tau, yasudah cukup tau sampai disitu saja, nggak saya cari tau lebih dalam :D
Masih mending mbak kalo mengkonsumsi berita dari televisi, setidaknya ada tim yang sudah verifikasi kalo berita itu Benar adanya, seperti virus Corona atau istri yang mencarikan suaminya seorang istri muda, eh kelepasan...🙈
ReplyDeleteYang parah itu portal berita online yang belum tentu benar, apalagi kalo ternyata yang punya website itu orang yang suka hoax agar laris situsnya, parahkan.
Apalagi kalo di grup Facebook, beritanya sama parah atau lebih parah juga ada.😔
Yg penting adalah gmn bljr mencerna apa pun informasi yg diterima. Informasi diterima hrs dicerna dg baik.
ReplyDeleteMemang informasi saat ini ujungny bikin org parno, tp informasi jg pntg. Oleh krn itu, hrs bljr mencerna informasi dg baik, ajarkan jg k anak.
Kita hdp d dunia yg informasi sdh ad dmn2, bkn lg jaman batu. Mw gk mw hrs dihadapi, bkn dhindari.
Sepakat bgt, semua bisa kita kontrol. Kadang aku kl udah nglantur hal2 yg emg bikin down suka bilang sm diri sendiri, mbok ya udah. Berdamai aja. Nikmat Tuhan byk bgt, belajar mensyukuri aja. Hhhh
ReplyDeleteBtw, pinter2nya kita untuk filter informasi juga ya, karena skrg memang byk info2 yg mengerikan, blm tentu kredibilitasnya
Iyalah kakek terlalu sepuh untuk mengimbangi jiwa dan pikiran cucu yang masih remaja wkkk
ReplyDelete