3 Hal Penting Harus Diperhatikan Saat Menjadi Orang Tua
- Setiap orang bisa memiliki anak, akan tetapi tidak semuanya layak menjadi
orang tua, hal ini bukans ekedar ungkapan.
Setelah
lima tahun menjadi orang tua aku mulai sadar bahwasannya menjadi orang tua itu
tidak hanya sekedar bisa memberinya makan (membesarkannya) dan memasukkannya ke
sekolah lalu tugas kita selesai.
Banyak
sekali tugas orang tua yang membuat aku feel amaze dan
akhirnya aku nyadar kalau pasti dulu orang tuaku mengalami perjuangan seperti
halnya aku sekarang saat membesarkan aku.
Saat Kita Ingin
Memiliki Anak Baik, Kita Harus Menjadi Baik Terlebih Dahulu
Anak-anak
ini merupakan cerminan diri kita, mereka peniru ulung. Saat dalam keseharian
dia mendengarkan orang tuanya selalu marah-marah, maka dia pun sedikit-sedikit
akan merasa marah, karena itu yang dia pelajari dari orang tuanya.
Sebaliknya,
saat dia setiap hari mendengar orang tuanya berterima kasih di setiap bantuan
kecil yang dia lakukan, maka secara otomatis itu yang dia rekam di dalam otak
dan itu yang dia lakukan.
Orang Tua Harus Mampu
Mengendalikan Diri
Pengendalian
diri yang aku maksud di sini adalah masalah ekpektasi. Terkadang kita sebagai
orang tua memiliki ekspektasi terlampau tinggi terhadap sesuatu yang endingnya
dapat melukai anak kita.
Ekpektasi
tinggi itu biasanya ada pada prestasi dan jodoh. Ini umum sekali aku temui.
Bahkan aku pernha menjadi korban ekpektasi orang tuaku yang berlebih terhadap
prestasi sekolah, untungnya mereka akhirnya sadar. Aku berbeda dengan dua
sadaraku yang smart di sekolah dan langganan ranking, tapi aku cukup popular karena
rajin ikut kegiatan sebab keberanian dan sukanya aku akan tantangan.
Luka
yang ada pada diri anak-anak kita ini tidak terlihat, akan tetapi akan mempengaruhi
perkembangan psikologi mereka sampai dewasa kelak dan saat menjadi orang tua.
Jadi,
jangan kaget kalau ketemu Zafa mungkin dia belum pandai membaca, belum pandai
ini dan itu, tak memiliki banyak tyrophy, karena aku biarkan dia tumbuh sesuai
fitrahnya.
Ada kalanya dia ingin ikut lomba, kalau memang qualify ya tak
ikutin, tapi aku kasih pengertian bahwasannya “Bagus kamu bisa menang, tapi kamu mau ikut
lomba saja aku sudah bangga”. Anak yang menyukai tantangan akan tertantang terus kok
untuk menjadi terbaik.
Aku percaya, kelak dia akan memiliki prestasinya sendiri yang membuat dirinya bangga dan orang-orang disekitarnya bangga.
Menjadi Orang Tua
Harus Berilmu
Kalau
ngomong sekolah, pendidikanku tidak tinggi. Suamiku pun demikian. Suamiku dua
kali drop out dalam menyelesaikan study S1-nya. Pas yang di Bandung gara-gara
sakit ga bisa ikut ujian kahir dan dia malas harus mengulang dari awal. Dan
yang kedua pas di Bali keasyikan kerja sampai lupa skripsi.
Tapi,
kami termasuk beruntung. Meski ijazah S1 ga kepegang kami terbilang sangat
mudah mencari kerja. Karena kami memiliki Skill.
Kembali
tentang menjadi orang tua, baik itu ilmu agama atau ilmu pengetahuan lain
sebaiknya orang tua memang harus terus belajar. Karena, dalam agama sendiri
sekolah pertama anak-anak adalah Orang tua mereka.
"Sekolah boleh tidak tinggi tapi ilmu harus terus diupgrade."
Aku
yang awalnya tidak suka science karena aku orang ekonomi saat menjadi orang tua
akhirnya sering membaca juga artikel berkaitan dengan science dan juga biology.
Bahkan tidak jarang aku harus menonton berulang tentang pesawat, mobil secara
general agar saat Zafa tanya aku bisa jawab.
Contohnya,
pagi ini dia pas ganti baju bertanya:
“ Mom, kenapa ketek
itu kok tickling kalau dipegang? “ maksud dia geli.
Untung aku bisa jawab. Pertanyaan itu nyambung ke tubuh manusia yang mengandung
listrik. Akhirnya aku pun jelaskan, meskipun respond dia malah lucu. Anaknya
suka ngelawak soalnya, hahaha.
Keponakanku
lain lagi, karena dia anak cewek dan tertari jadi artis jadi pertanyaannya
sekitar broadcasting, hahahaha.
Orang tua itu memang sudah seharusnya menjadi contoh untuk anak-anak ya mba, jadi jangan hanya memerintah saja hehehe.
ReplyDeleteBy the way, saya juga dulu sangat jarang ikut kegiatan ini itu ~ ortu saya membiarkan saya tumbuh seperti anak-anak pada umumnya, baru saat SD saya mulai belajar perihal kompetisi dan lain-lainnya :D
Kece banget bun terobosannya! Bisa ditiru untuk para orang tua muda lainnya hahaha
ReplyDelete