Transportasi di Bali – Di banding di tempat tinggalku dulu, di Malang.
Transportasi di Bali dibilang memang tidak mudah karena transportasi umum tidak
banyak pilihan.
Jadi,
kalau mau pergi-pergi kita harus bagaimana? Minimal, kita harus punya motor. Motor itu ibarat kaki buat kita, tanpanya
kita mati gaya, ga bisa kemana-mana.
Kalau
mau sekalian olahraga, bolehlah pakai sepeda. Zafa itu sering lho mengayuh
sepeda ke toko nemenin nenek yang jalan kaki. Jaraknya sekitar 500meter, Kalau bolak-balik 1km.
Trans Sarbagita
Ini
merupakan trasnportasi umum yang bisa diakses oleh kita yang tidak memiliki
kendaraan. Terakhir, aku denger dari teman bayarnya Rp. 4000,00. Aku sendiri
belum pernah coba, meski dari setahun lalu ingin banget nyobain sama Zafa
sambil ngenalin rute.
Trans Sarbagita ini
beroperasi semenjak Agustus 2011 namun, makin kesini sepertinya masyarakat Bali
kurang tertarik. Mereka lebih memilih beli motor. Karena menuju ke halte juga
harus berjalan lumayan jauh. Dan, banyak factor lainnya yang bikin panjang
kalau aku uraikan di sini.
Rute
dari Trans
Sarbagita ini lumayan banyak
sebenarnya, dan tentunya bisa dilihat di peta yang ada di setiap halte.
Transportasi Ojek
Untuk
Ojek konvensional ada di titik-titik tertentu area wisata di Bali, yang
sekarang aku masih temui itu ada di area Pantai Double Six.
Selain
ojek konvensional dalam 3 tahun terakhir ini ada ojek online yang pastinya
mempermuda mobilitas kita semua. Kemudahan ini yang menjadi favorit masyarakat.
Mau
pakai ojek konvensional atau online? Mana yang mudah dan nyaman saja.
Transportasi Taxi
Seperti
hal-nya ojek, untuk taxi kita juga ditawarkan taxi konvensional dan juga
online. Mau pilih mana? Kembali ke preference masing-masing.
Aku
pribadi memang lebih prefer taxi online karena lebih flexible
dalam pemesanan dan pembayaran karena aku cashless, sedang taxi-taxi online ini menyediakan
system pembayaran yang sangat mudah.
System Transportasi Lain Yang
Patut Kita Tahu di Bali
Pertama: Taxi Online
Tersedia juga di bandara.
Kalau
setahun kebelakang kita sering mendengar bagaimana Taxi Konvensional menolak
keberadaan taxi online di Bandara, sekarang tidak demikian. Mereka sekarang
secara resmi diperbolehkan.
Untuk
International
Arrival aku belum mencoba, jadi
tidak tahu titik tunggu para taxi online ini di mana. Tapi, untuk domestic arrival ada di parkiran lantai 1 yang lumayan jauh juga
kalau berjalan, hahaha.
Kalau
ingin ga capek ya ambil taxi yang sudah terintegrasi dengan bandara. Aku pernah
mencoba taxi yang terintegrasi dengan bandara di Makassar. Tapi, Makassar ga
semahal di Bali, lho!
Kedua: Motor dan Mobil
Sewa
Yang
ingin mobilitas bebas, tersedia juga beberapa perusahaan transportasi yang
menyewakan mobil dan motor.
Untuk
sewa motor harganya start Rp. 50,000/hari tapi untuk motor yang harganya di
atas 20juta itu beda harga sewanya. Hanya dengan modal KTP saja kita sudah bisa
sewa motor tersebut.
Sedang
sewa mobil, harga start Rp. 200,000/hari tergantung jenis mobil dan juga
fasilitas yang dikehendaki. Ada yang perhari ada juga yang persepuluh (10) jam.
Mau tanpa sopir atau dengan sopir?
Tergantung
kesepakatan.
Informasi ini tidak lengkap banget, tapi paling tidak bisa jadi panduan buat yang baru pertama kali ke Bali. Hehehe
Baca Juga: Hotel di Bali Dengan Binatang Liar
Dulu awal pindah ke Bali, agak kesulitan juga karena nggak ada transportasi publik yang memadai. Ditambah, waktu itu taxi online belum sehits sekarang. Alhasil, beberapa bulan pertama sewa mobil bulanan. Untung dapat harga murah :D
ReplyDeleteOhya taxi online kalau di terminal internasional ada di lantai 3 (keberangkatan), biasanya mereka akan tunggu di sana jadi kalau baru keluar imigrasi bisa naik lift / eskalator ke lantai 3 dan tinggal cari mobilnya mbaaa :D lumayan dekat kalau yang di internasional, while yang di domestik agak jauh yaaaa. Padahal dulu yang di domestik itu tempat tunggunya di area parkir depan drop off keberangkatan :/
Kalau sewa mobil pakai driver 10 jam biasanya 550.000 (avanza), 700.000 (inova) dan 900.000 (pregio / mobil besar kapasitas 12 orang lainnya), tapi kalau tanpa driver mulai 200 ribu (mobil matic standar seperti Jazz, etc) dan 150 ribu (mobil manual standar seperti Jazz, etc) masa sewa 24 jam ~ tau harga ini karena sering urus persewaan mobil untuk tamu yang ke Bali, sampai hapal pricelistnya :)))
Sebenarnya ada transportasi lain namanya Kura-kura, ini sering dipakai untuk turis. Terus punya rute khusus yang memang diperuntukan ke tempat-tempat wisata di Bali. Cuma nggak enaknya kura-kura itu suka lama menunggunya. Dulu banget pernah coba beberapa kali habis itu nggak pernah coba lagi jadi nggak tau harganya sekarang :P
By the way, sebentar lagi proyek LRT akan berjalan. Hihi. Nggak sabar~ panjang railwaysnya 30 km, dari bandara Ngurah Rai sampai ke Ubud. Pengerjaan jalur pertamanya akan dibuat sampai ke Kuta (around 5 km underground). Semisal jadi, kemungkinan besar bisa mempermudah kita untuk keliling Bali dan nggak pusing lagi bermacet-macetan di jam hectic :D
Oh iya, aku beneran nunggu ini LRT beneran ada apa gak? :D
DeleteMenurut teman yang HUMAS pemerintahan sih bakal ada.
Karena jujur macet bikin nangis, itulah makanya aku ga cocok dnegan Jakarta, hahahha
Kura-kura ini hanya ada pada jam tertentu dan titik tertentu yang terbatas.
Biasanya shuttle dari hotel ke titik-titik tempat keramaian kaya mall gitu.
Jadi, nurut ku belum masuk sarana transportasi umum hahaha.
Kalo di jambi malah byk angkutan umum drpd manusianya. Dr ojek sampe bus kapsul. Yg rame? Naik motor pribadi!
ReplyDeleteKalau di Malang juga banyak angkot, sayang banyak yang kosong.
DeleteJadi kangen naik angkot dengan banyak jurusan dan pakai kesasar hahaha
Aku dong pas terakhir ke bali, hanimunan sebelum ada bocah2 nekad nyobain trans sarbagita ketimbang sewa mobil hahahha...soalnya itung2 lebih murah hahhaha, tapi ya kudu bulak balik ke mall galeria bali buat dapatin kartunya pertama, untung hotel kami nginap langsung nyebrang uda ketemu deh ama mallnya...walaupun jalanannya ramai banget, tapi ku seneng #antusias ku baca ini, aku kangen bali aduuuuh...
ReplyDeleteWalaupun jdnya waktu itu kudu tau jem2 n rute2 pemberhentiannya
Tp seru kerasa banget petualanganku nyobain hal2 baru bareng suami naek trans bagita, trutama pas cengklungen ampe mlm nungguin bus dari jimbaran abis makan seaafood di nyoman cafe pilihnya malem biar syahdu wkkk, e ga taunya bablas makin peteng, untung ga ktinggalan bus terakhir
Pke trans sarbagita aku jugasampe ubud dpt yg model elf,
Pas ke gwk aku juga kemalaman, tapi untung dapet walau sebelumnya kudu jalan juauuuuuuh banget dari gwk nya nyampe ke jalan utama buat dapet pemberhentian busnya
Ini tho Trans Sarbagita yang dibilangin oleh temenku saat aku nanya tentang transport d Bali untuk sepupu aku yang tes CPNS di sana hari ini sih mba.
ReplyDeleteSemoga dengan pilihan transport yang terjangkau dan pas ni buat yang mode-mode hemat gini.
Aku belum pernah ke Bali, jadinya memang belum pernah nyoba transportasi apa saja yang ada disana.
ReplyDeleteTrans Sarbagita itu mungkin mirip trans Jakarta kali ya kak. Oh ya, kalo becak, Dokar atau andong masih ada ngga?
Hore, ternyata sekarang udah ngga pending lagi. Sepertinya kak hanila sukses nyanyi lagu Lingsir Wengi sehingga kabur tuh yang nyepam...😄🏃🏃
ReplyDeleteSepertinya mayoritas masyarakat Indonesia lebih suka membeli motor karena lebih memudahkan ke mana-mana terutama bisa lewat jalan tikus atau jalan-jalan kecil kalau ada macet. Selain itu mendapatkannya juga mudah karena melalui cara kredit, motor bisa dibawa pulang hanya dengan membayar DP yang terjangkau.
ReplyDeleteKalau main ke Bali tentunya yang paling jadi pilihanku adalah sewa motor. Karena memudahkan mengunjungi berbagai wisata, tempat makan, serta penginapan karena fleksibel, dan karena aku gak bisa nyetir mobil. Hehehe.😂
Mbak, jadi ga ada semacam angkot ya di Bali? Yang maksud dengan angkot itu kendaraan kecil minibus gitu Mbak?
ReplyDeleteKalau Trans Sarbagitu mungkin itu bus kecil ya Mbak?
Salam,
Eh bisa ya rental mobil gitu tanpa supir? saya pengennya gitu.
ReplyDeleteNggak enak kalau ada supirnya.
Cuman paksu kalau gitu prefer bawa kendaraan sendiri, padahal ampuunn jauhnya.
Dulu tahun 2013 kami pernah ke Bali gitu lewat darat, sampai bosan di jalan saking jauhnya, tapi emmag lebih hepi dan hemat sih, meski tenaga hampir bikin pingsan ahahaha