Standard Hidup Minimalis - Aku sangat tertarik dengan konsep minimalis ini.
Tahun lalu sudah mencobanya, menyisir segala hal yang ga perlu dan aku berikan
ke orang. Memang sedikit legah dan senang barang-barang tersebut bermanfaat
bagi orang lain.
Tapi setelah dipikir aku kurang minimalis gimana coba?
Frekuensi
belanja online sudah jauh berkurang, mungkin hampir 70% karena alokasi uang
sekarang lebih ke Zafa. Bayar activity ini dan itu, beli buku dan alat peraga
serta ya...aku ingin segera lunasin KPR rumah juga karena akhir 2018 lalu aku
memutuskan ambil KPR meski rumah endingnya ga kami tempati gara-gara Mama
mertua ga setuju kami pindah. Ada yang nyaranin dikontrakin, tapi aku beli buat
ditinggalin. Akhirnya, dua minggu sekali kami nginep di sana. Macam staycation
aja, hahaha.
Trus,
kendaraan pun kami hanya punya mobil ga seperti orang di Bali kebanyakan yang
memiliki banyak kendaraan di rumahnya.
Ga
punya motor meski berencana beli karena kalau ke warung ga mungkin pakai mobil,
kan? Cuma uangnya belum ada! hahaha. Saat ini kami hanya pinjam milik Kakak dan
urun buat maintenance saja.
Aku
pun ga mau belanjain Zafa mainan, karena dengan demikian dia akan bisa lebih
kreatif memanfaatkan barang di sekitarnya buat mainan. Selain lungsuran
sepupunya sudah banyak.
Faktanya: kamar kami sekarang
sesak sama mainan Zafa. Kami ga beliin tapi banyak yang beliin. Ada Om, Tante,
Pakdhe, Mak Uwo, Pak Uwo bahkan partner
bisnis yang emang bukan orang lain buat kami.
Denger
Zafa cerita ingin mainan apa, paling lama dua bulan kemudian sudah ada paketan,
padahal aku ga beli. Dan kulihat mainan itu memang dibutuhkan buat Zafa, sebab
mainan yang dia dapat rata-rata lebih educative dan bikin Zafa lebih kritis
serta kreatif.
Dari
sini, aku pikir standard minimalis buat masing-masing orang itu berbeda. Ga bisa
dipukul rata. Andai aku di Jepang, mungkin aku ga butuh mobil dan rumah, cukup
apartemen aja dan kemana-mana pakai transportasi umum.
Anyway,
meski beberapa orang belum melihat ke-MINIMALISAN-ku, aku merasa sudah berusaha
melakukannya.
Untuk tahun ini aku akan keep going saja dengan apa yang kulakukan tahun lalu, I
think I have done well dengan konsep hidup minimalisku. Meski aku masih nemu
baju dengan pricetag di lemari, tapi aku sudah mulai bagi-bagikan dan mau
sisain yang aku sering pakai dan kira-kira butuh aku pakai untuk event-event
tertentu.
Siapapun
pelopor hidup minimalis, aku setuju sekali. Karena hidup minimalis menurutku
mengarah pada:
1. Menghargai apa yang kita
miliki, serta feeling
grateful for what we have. Dengan memiliki barang-barang, belanja barang-barang
sesuai kebutuhan kita cenderung baik dalam menjaganya.
2. Konsep kesederhanaan, tidak berlebihan, mentang-mentang mampu dan ada
langsung gaspol! Ga boros, mengeluarkan uang untuk belanja karena belanjanya berdasarkan pada
kebutuhan.
3. Bisa lebih berbuat banyak
untuk society.
Karena
kita lebih sederhana, kita memilili dana lebih untuk membantu yang lain. Dan atau lebih bisa menabung dan investasi.
4. Menjadikan bumi terasa lebih
lapang
Karena
tidak penuh dengan barang-barang atau hal-hal yang sebenarnya ga perlu. Tapi,
sadar gak kalau kita ini cenderung hobby menimbun, menyimpan barang-brang
dengan dalih “siapa tahu nanti kepakai” aku sering begitu. Ambil contoh,
kardus sepatu saja sampai numpuk banyak karena punya pikiran siapa tahu bisa
dipakai.
Baca Juga: Minimalis Untuk Maksimal
Dan
kalau ngomongin ini, memang perempuan layak belajar tentang hidup minimalis. Karena rak sepatu penuh dengan sepatu siapa? Lemari pakaian penuh dengan pakaian
siapa? Begitu juga dengan tas. Hehehehe.
Sebagai
perempuan aku bisa bilang: “Maaf, karena
ganti occasion ya beda sepatu, beda baju dan beda tas” Hahahaha.
Apa hal terbaik kalian dalam
mengupayakan hidup minimalis? Share ya di sini siapa tahu bisa kasih aku atau
sahabat lain inspirasi!
Standar hidup minimalis itu berarti mengurangi barang yang sebenarnya tidak terlalu penting ya kak.
ReplyDeleteKurang lebih seperti itu.
DeleteTapi, tiap orang memiliki standard sendiri-sendiri sih, hehehe
Betul sih, saya tipe kalo ada duit ngibrit, kalo ngga ada duit ngirit.😂
DeleteHahahahha
DeleteSungguh manusiawi itu...
Kalau lagu ga ada duit apa juga mau dibawah ngibrit.
Kalo ga ada duit ya ngutang..🤣
DeleteHidup minimalis itu memang lebih enak, bagiku juga. Misalnya dalam 3 bulan terakhir ini aja udah itu2 aja baju yg dipakae juga gpp. Gak ada yg nyinyir. Motor cuma itu jugaa, hape itu juga. Laptop udah 5 tahun masih alhamdulillah sehat. Mobil malah dijual krn udah jarang kepake dan makin jatuh kalau kelamaan digarasi,
ReplyDeleteBener, Mas.
DeleteDan kita lebih santai.
Kalo ayah saya bilang, minimalis itu harus dari hati baru deh nanti ngikut ke materi. Hehehe. Dalam hal baju misalnya, kadang kita hobi bela beli bela beli aja, padahal nyatanya yg kita pakai di keseharian bajunya itu-itu juga. Saya bahkan masih nyimpan baju yg barcode-nya saja belum dilepas. Hahaha. Setelah menikah dan punya anak, baru deh nyadar pentingnya hidup minimalis sedini mungkin.
ReplyDeleteSebenarnya aku sudah digiring ke arah sana sama suami dari awal menikah, namun saat itu aku bersikap menutup diri.
DeleteRumahnya bagus banget euy mb nila, megah klo buat saya mah
ReplyDeleteHasil usaha keras kayak gini emang sayang kalau dikontrakin, aku setuju klo ditinggalin, biar cuma berapa minggu sekali macam staycation, sama ni kayak kakakku, dia sehari2 kerja ma mertua, tapi weekend di rumah sendiri macam staycation hihi
Sama lagi nih bahian uda mengurangi baju dg cara disumbangkan, aku juga gitu, aku sortir yang sekiranya bagus tapi samaaa sekali ga pernah atau jarang kepake, yaampun ku dulu beli buat apaan ya ni baju huhuhu, nyesal buang2 duit waktu masih single, e bgitu dah merried badan uda pada melar ga muat deh tu baju2, tapi kondisinya masih bagus bagus, yaudah takhibahkan aja ke orang yang butuh wakakkak
Hahaha...lhaiya, baju banyak ga kepakae eh ujung-ujungnya sekarang malah ga kepakai, sayang banget kan ya?
Deletebaju-bajuku yang size S sudah pindah ke sepupu semua, hahaha
hidup minimalis gw adalah gak usah ngikutin trend sekarang, beli baju, hape, yang sebutuhnya aja :D
ReplyDeleteNah, ini Mas Khanif buat perempuan kaya saya agak susah.
DeleteSaya ga tau gimana mendiskripsikan diri saya, saya sedderhana tapi saya ga mau kalau out of date. Jadi, meski ga ikutin trend banget minimal jgn sampai saya ketinggalan jaman.
benar mba. standar sederhana/minimalis tiap org beda2. ada yang cukup makan di warteg dibilang sudah minimalis. ada juga yg bilang cukup lalap cabe rawit pake nasi panas dirumah sendiri itu minimalis.
ReplyDeleteNah, itu dia Mas!
DeleteSi A dan si B belum tentu sama.
Minimalis itu bukan berarti pelit ya mbak. Pakai yang penting, kurangi yang tidak penting.😃
ReplyDeleteHahahaha
DeleteIyes, jangan sampai pelit dikaitkan dengan hidup minimalis.
Itu ga nyambung, xixixixi
Tau standar hidup minimalis awalnya dari channel YT Raditya Dika. Pengen bergaya seperti itu, tapi ampun deh masih pen blanja2 hehe
ReplyDeleteHahahaha....berproses Mbak.
DeleteDan kita ga bisa maksa soalnya kalau dipaksa entar jadi kaya balas dendam.
kalo upaya ku untuk hidup minimalis, berusaha untuk say no to keinginan dan say yes untuk kepentingan kebutuhan hehe
ReplyDeleteNah, itu.
DeleteDan ga semua orang bisa lho, Mas...
Beberapa orang itu sering digiring emosi kalau urusan belanja.
hidup minimalis ddengan tidak terlalu peduli komentar orang. udah cukup mba :)
ReplyDeletekeren
Seep.
DeleteSaved ini tips-nya.
Aku juga suka hidup dengan gaya minimalis kak, jadi nggak ribet harus seperti ini dan itu. Kalau menurutkan hawa nafsu, memang nggak ada habisnya kebutuhan dan keinginan kita. Namun dengan berusaha hidup dengan gaya minimalis, kita lebih menghargai apa yg kita miliki dan lebih baNyak bersyukur atas pemberian Tuhan.
ReplyDeleteUuh...betul banget.
DeleteLagi pula ALLAH ga suka sama hambahnya yang berlebihan, kan?
Aku masih bingung apakah aku tergolong minimalis atau nggak. KAyaknya sih iya. Jarang belanja (lebih sering dibeliin suami).
ReplyDeleteNggak suka gonta ganti tas karena malas pindahin barang2 di dalam tasnya.
Sepatu juga ya sekarang ini cuma punya 2 kets .. yang memang itu2 aja yang aku pakai.
Sedangkan khusus pergi kondangan karena nggak mungkin aku pakai kets ya adalah juga 2 buah sepatu dengan warna netral. Tas kondangan juga cuma satu.
Soalnya memang selama di jabodetabek ini, jarang banget dapat undangan. Makanya jadi males beli2lagi. berasa sayang karena yang itu2 aja blom rusak2.
Kayaknya siih.. untuk diriku sendiri aku tergolong tipe minimalis.. atau cuek.. atau malas. Tapi yang pasti aku bukan orang yang hemat juga :D :D
Hahahaha...
Deletebingung ya, Mbak termasuk yang mana.
Tapi, nurut aku sudah cukuplah disebut menganut hidup minimalis karena minimalis emang identik ga nekp-neko alias yang penting setiap barang itu ada satu sesuai manfaatnya.
Sama kak. Aku juga sudah memulainya di 2018. Enak sih, langkah terasa ringan jika mobilitas sedang tinggi. Kalo soal baju sepatu sih aku sdh lumayan lah. Soal buku nih yang masih peer. Banyak banget buku yang ada, tapi sayang kalau mau dilepas. Sungguh ternyata aku sangat romantis kalau sama buku. Susah melepaskan. Tahun ini sih mau serius benar2 mengurangi gunungan buku. Doakan!
ReplyDeleteTapi, buku kan bisa banget mbak dibikin taman baca.
DeleteDuh, jangan samoai kaya koleksiku Mbak...sama in==buku dikasih orang yang aku yakin bukan untuk dibaca, Sedih.
Sungguh luar biasa
ReplyDeleteSaya senang sekali membacanya, serasa menjadi inspirasai atau penambah semangat buat saya
Saya sudah lama mengimpikan punya rumah, entah kapan bisa terwujud
Aamiin, bismillah semoga 2020 ini terwujud ya impiannya.
DeleteKalau saya kayaknya sejak dulu sih suka minimalis, eh lebih nyadarnya sejak nikah dan punya anak sih, soalnya saya nggak suka rumah berantakan, suka yang simple, nggak banyak barang, jadinya hanya ingin barang yang dibutuhkan, biar nggak numpuk.
ReplyDeleteCuman, yang masih jadi PR adalah, saya suka ngosongin lemari, abis itu diisi lagi hahahahah
Kalau masa kecil saya terpaksa minimalis wakakakka
DeleteTips minimalis mah gampang mbak tinggal kemping atau jadi pencinta alam selama sebulan. Syukur2 setahun. Langsung deh serasa minimalis abis..😂😂
ReplyDeleteMinimalis itu pengertiannya utamakan kebutuhan yang lebih penting sebagai contoh kebutuhan anak serta tetekbengeknya. Terus kebutuhan sehari-hari untuk kita dirumah.
Jika itu sudah kita lakukan dengan benar saya rasa yang lainya bisa kita tunda untuk kita miliki.😄😄
Kalau mobil,motor,sepeda,becak,gerobak itu katagori Tertier. Boleh dimiliki tapi tidak harus dipaksakan.😄😄
Yang gw tahu mah banyakan orang bilang Minimalis tapi terkadang suka gitu deh.😂😂😂 Tergantung pola pikir sih kalau bicara tentang Minimalis.😄
Tapi kalau rumah memang aku lebih suka yang Minimalis ketimbang rumah MEWAH ( Mentok dekat Sawah ) 😂😂😂
Nah, Tertier yg dimaksid di sini kalau di Bali menjadi primer. Kendaraan adalah kaki karena ga kaya daerah lain memiliki kendaraan umum. Minimal puny motor.
DeleteTapi, kami punya orang tua yang harus kami bawah2 jalan, kdg anter ke RS mobil menjadi pilihan.
Makanya saya blg standard beda.
Berarti daerah pengaruh yaa dengan hal Minimalis. Ada benarnya juga sih.😄😄
DeleteBerarti Hal yang berbau Minimalis harus dibubarkan kan berbeda-beda yaa tetap beda.😂😂😂😂😉 (Bercanda Neng )
Hahaha, iya Mas.
DeleteItu dia....xixixi
Kalo menurut saya hidup minimalis itu sesuai standar masing masing
ReplyDeleteSerta ikut ajaran nabi: berhenti makan sebelum kenyang "
Sepakat, Mbak...
DeleteMeski pada prakteknya agak susah kendalikan emosi buat beli yang ga penting-penting terkadang. Hahaha
Namanya juga manusia.
Hidup minimalis kalau dijalankan konsisten insyaallah bikin kita kaya hati kaya rezeki lho. Semoga tercapai ya Mbak. Amin...
ReplyDeleteIya, Teh..bener.
DeleteAamiin, Aamiin YaRabb.
Doa yang sama buat Tek Okti yaa
Apa kabar rumah saya yang dipenuhi benda-benda printilan receh yang menurut orang ngga penting tapi menurut saya penting banget. Hehe...
ReplyDeleteSaya berusaha hidup minimalis dari pikiran saja. Bahwa semua yang saya miliki adalah titipan. Kalau dititipin agak banyak ya alhamdulillah. :)
Nah, kalau menurut kita itu adalah sebagai kebutuhan ya mau gimana? Hahaha.
DeleteAku dan Mama mertua pun punya standard hidup berbeda tentang minimalis, beliau suka banget numpuk barang, dia selalu mikir pasti ada gunanya meskipun sudah ada barang sejenis, hahahaha
Hmmm apa ya?
ReplyDeleteSekarang sih udah mulai kontrol atau tahan-tahan beli pakaian baru dan mainan baru buat anak-anak. Terus barang-barang di rumah banyak saya sumbangkan ke yayasan yang dibutuhkan, beberes kertas-kertas gak penting yang menuh-menuhin rak, tapi ya gitu..kok barang-barang di rumah ini masih banyak aja ya? Huhuhu
Kita ga akan bisa mengosongkan rumah kita, Mbak.
DeleteHahahaha
Beneran lho....
Makanya aku bilang sih standard minimalis tiap orang beda, xixixixi
Setuju mba, standar hidup minimalis setiap orang itu beda, dan gak perlu juga kita judge orang apalagi kita ga tahu persis gimana hidup mereka, cukup bersyukur sama hidup kita. Kalo soal selera rumah aku juga sukanya minimalis modern mba, praktis dan simpel gitu.
ReplyDeleteIya, Mbak..kesannya ga lebay gitu kan kalau minimalis.
DeleteKalau aku sebenarnya emang dair kecil dibiasakan sederhana kalau pun dulu kami blm kenal istilah minimalis, yaa..
saya suka konsep minimalist...
ReplyDeletepakaian dan makanan saya sangat minimalist
rupapun minimalist juga
alhamdulillah
Hahahaha, lucu sekali....kok bisa itu lho blg mukanya minimalist...
DeleteSalam hangat dari Bali yaaa
sama nih mbak, saya juga lagi berusaha untuk pakai konsep minimalism di rumah. kata kunci yang selalu saya ingat : "makin banyak barang gak terpakai dirumahmu, makin banyak pikiran gak terpakai di otak"
ReplyDeleteAsyik ini kata kuncinya bisa aku saved.
Deletesuka dengan konsep ini... minimalis itu sebenarnya bukan miskin, tapi cerdas memanfaatkan segala sesuatunya. efisien dan mudah ngelakoninya.
ReplyDeleteAku juga kak, pengen bgt bisa berbuat baik lebih banyak buat orang lain saja...kalau yang kita pakai sendiri, secukupnya aja. sederhana dan sesuai kebutuhan aja...
ReplyDeleteHidup berlebihan kayaknya dah gak musim ya kak, walau kita mungkin mampu hehehe
Setuju banget dengan ke-4 poin di atas, Mba Hani. Ku juga sedang mencoba untuk menjalani konsep hidup minimalis ini. Cuma sayangnya, untuk benda-benda yang sudah numpuk di rumah, masih belum maksimal melungsurkannya. Masih butuh waktu untuk duduk manis menghandlenya.
ReplyDeleteUntuk hal belanja barang dan pakaian baru, ku baru mulai tahun lalu. Benar-benar menggunakan question need or want, light or heavy. Jadi jika memang butuh dan akan bermanfaat bagiku, barulah aku beli. Jadinya, tahun lalu aku ga banyak beli baju baru, atau nambah barang baru. Haha. Cool! I am proud of my self, tapi ibuku protes, kok aku pakenya yang itu-itu terus, hihi.
Kalau hidup minimalis ala aku tuh gak beli barang baru sampai barang yang aku punya habis atau rusak.😄
ReplyDeleteAku sekarang sih lebih mikir kalau mau beli ini itu, Mbak. Kalau sekiranya aku butuh dan itu harganya mahal ya harus dibeli gimana pun juga. Tapi kalau emang gak butuh-butuh banget atau cuma karena pengin ya aku skip. Hehe.
ReplyDelete