![]() |
Zafa bersama teman-temannya di komplek perumahan yang heterogen dalam acara tujuh belasan yang aku adakan sendiri agar Zafa mengenal Kemerdekaan sekaligus belajar bersosialisasi. |
Beragama Sebagai Wujud Pengamalan
Sila Pertama Pancasila - Orang tuaku
di Malang selalu ingatkan untuk tidak lupa ajari anak mengaji, mereka sangat
khawatir dengan lingkaran pergaulan dan pengetahuanku akan membuatku menomer duakan pendidikan agama.
Jadi,
mengaji yang dimaksud orang tuaku adalah tentang agama, tentang Tuhan dan
penanaman tentang akidah (keimanan) dalam diri anak yang memang harus
ditanamkan sejak dini.
Kenapa Menanamkan Akidah
Sejak Dini Itu Penting?
Karena
menanamkan pondasi akidah kepada anak sedari kecil ini lebih mudah, sebab fitra
anak saat itu masih bersih. Dan akidah merupakan kunci keselamatan dunia dan
akherat.
Dalam
Surat Al-Baqoroh ayat 132 ALLAH Berfirman:
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan
ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai
anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.
Jadi, akidah Islam menjadi hal
wajib yang diajarkan terlebih dahulu kepada anak-anak jika kita memang seorang
Muslim.
Untungnya,
aku menjadikan agama sebagai prinsip hidup yang menurutku berhubungan erat juga
meng-utuh-kan kemanusiaan di dalam diri setiap insan.
Beragama Sebagai
Wujud Pengamalan Sila Pertama Pancasila
Lebih
lanjut, dalam kehidupan bernegara kita punya dasar negara Pancasila di mana
sila pertama berbunyi "Ketuhanan
Yang Maha Esa" jadi agama
bukanlah penghalang untuk tetap menjadi manusia yang memiliki toleransi, rasa
kemanusiaan serta ahlak yang mulia.
Karena
jelas di dalam butir-butir sila pertama ini disebutkan tentang Bangsa Indonesia
yang percaya akan Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
Dan
juga, di dalam butir-butir ini kita diminta untuk saling menghormati
keberagaman (agama yang diakui oleh negara), memiliki toleransi dan tidak
memaksakan kehendak (agama) kita kepada orang lain. Dalam Islam sendiri kita
akan bertemu dengan ayat Al-quran yang menyatakan “Lakum dinukum waliyaddin” atau “bagimu agamamu dan bagiku agamaku”. Jelas sudah tidak boleh ada
pemaksaan.
Dengan
beragama sejatinya bisa lebih melembutkan hati kita, jika pun ternyata ada yang
menjadi keras tentunya karena penerimaan dan pemahaman yang kurang tepat.
Pengamalan Sila
Pertama Dalam Keseharian
Nah,
semenjak penanaman akidah dan atau agama adalah salah satu pengamalan sila
pertama Pancasila. Maka, hal ini pun aku terapkan dalam kehidupan sehari-hariku
dalam beberapa hal:
1. Mengajak
Zafa berdoa sebelum memulai aktifitas sehari-hari, mengajarkan doa-doa yang
paling simple duluan.
2. Mengajak Zafa sholat berjama’ah atau mengingatkannya untuk sholat. Baik itu wajib maupun Sunah. Meskipun masih bolong-bolong bagiku tidak masalah, yang penting dia tahu kalau sudah mendengarkan adzan itu waktunya sholat.
3. Menjelaskan ke anak kenapa kita harus sholat, kenapa berdoa dan siapa itu ALLAH.
4. Memasukkan anak ke TPQ untuk belajar mengaji dan ilmu agama lain agar tidak hanya dapat dari kami, orang tuanya.
5. Mengajarkan Zafa untuk tidak memilih teman dan di lingkungan terdekat kami berikan informasi tentang kenapa ada perbedaan cara beribadah antara kami dan temannya yang Hindu.
6. Mengajarkan Zafa juga untuk tidak bersikap fanatic terhadap agama kami atau tertentu sehingga bersikap seperti “anti” tapi mengenalkannya.
7. Mengajak Zafa menengok teman mainnya yang sakit dan mengarahkan dia untuk memberikan bantuan jika ada teman dan atau saudara yang sakit. Dan kami pun senantiasa mengajak Zafa ke dalam setiap kegiatan CSR.
Oh iya, dalam hal ini ga jarang Zafa aku ikutkan dalam kegiatan-kegiatan yang isinya anak dari berbagai agama dan suku. Agar dia kaya akan pengetahuan akan keberagaman.
Tapi, anak-anak itu unik lho! Zafa bisa berteman dan bermain baik dengan satu anak dari China yang tidak dapat berbahasa Indonesia. Entah bahaimana mereka berkomunikasi tapi tidak pernah terlihat pertengkaran, bisa gantian dalam bermain tanpa rebutan.
Kami hidup dalam lingkungan heterogen begitu pula keluarga besar kami.
Jadi, buat aku mengajarkan Zafa untuk mengamalkan Sila Pertama Pancasila ini
tidaklah sulit karena kami bisa langsung praktek dan aplikasikan dalam
kehidupan keseharian.
Terima
kasih sahabat dan keluarga semua yang telah membantu Zafa tumbuh dengan baik di
Tengah-tengah kalian.
Masya Allah sangat menginspirasi sekali postingannya
ReplyDeleteTerima kasih.
DeleteDuh moga anak gue gak "mbeler" macam bokapnya...
ReplyDeleteHikz....
Bismilah pasti lebih baik, kok.
DeleteWaah zafa keren, harus aku praktekan juga nih ke keponakan2 ku. Thankyou for sharring yah mba ;)
ReplyDeleteTerima kasih Om Adhe.
DeleteZafa masih belajar dan suka bermain.
Ortu saya pernah bilang juga, kalau anak-anak memang harus diajari akidah sejak kecil, minimal untuk paham bahwa selalu ada tempat untuk kita bercerita, berserah dan mendekat ketika ada masalah. Jadi ketika bingung mau ke mana, kita bisa bercerita pada-Nya :D
ReplyDeleteJujur, karena saya lingkarannya juga orang KR dan mereka notabene banyak yang nggak percaya Tuhan dan nggak punya agama, jadi ketika mereka menghadapi masalah, mereka nggak tau kalau mereka bisa berserah dan menangis kepada-Nya. Alhasil, mereka lebih memilih untuk mengakhiri hidup mereka karena yaitu tadi, mereka nggak ada rasa takut akan Tuhan pun nggak tau kalau Tuhan secara nggak langsung bisa menjadi pendengar keluh kesah mereka. Jadi saya pribadi pun mereka, pegangan agama itu penting untuk generasi penerus kita :)
Nice Share, Mbak.
DeleteItu yang ga boleh lupa kukatakan pada anakku tentang "Tuhan" yang selalu ada buat kita, ya?
bener banget….
ReplyDeletesetuju!
TOZZ
DeleteYaa betul sekali apa yang telah dijelaskan diatas secara lengkap. Memang sebagai orang tua kita sudah seharusnya mendidik anak2 kita untuk belajar sholat dan mengaji sejak dini. Dan juga Mendidik anak dalam Islam harus didasarkan pada petunjuk dari Allah, yaitu Al-Quran, karena Al-Qur’an tidak hanya membahas tentang kewajiban anak kepada orang tua, namun juga kewajiban orang tua kepada anaknya.
ReplyDeleteSelain itu amal kita di dunia, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang saleh merupakan amalan yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari penghitungan kelak. Jadi, mendidik anak sesuai perintah Allah tetaplah merupakan keuntungan bagi diri kita juga pada akhirnya.
Insyaallah Mas Satria...
DeleteMemang benar sih, lebih mudah ngajarin anak agama sejak kecil karena masih polos. Salah satunya dengan mengajak mengaji dan juga sholat bareng.😃
ReplyDeleteIya, Mas Agus.
DeleteAslinya lebih mudah ngajarin anak2 daripada orang tua hahahaha
Kalo orang tua diajari malah ngeyel ya kak 😂
Deletebetul mba, sangat penting di usia anak dini. karena menanamkan rasa sukanya dari kecil supya pas besar udah biasa
ReplyDeleteSepakat banget!
DeleteAku juga hidup di lingkungan yang beragam suku, agama n budaya, tetangga kanan kiriku turunan tionghoa, ada yang dari medan pula, jawa tengah, jawa timur, jabodetabek...ya rasanya malah nyaman, karena berdampingan dengan adem, rukun gitu deh, saling guyub juga kalau ada acara acara sosial
ReplyDeleteBtw pintar ya dek zafa bisa temenan ama anak yang ga bisa bahasa indo, tapi tetep akur hihi, seneng klo lingkungan sepermainan anak juga enak gini
Nah, itu dia Mbak.
DeleteAku pikir dari belajar agama saja bisa berkembang ke hal lain sampai ke toleransi dan bermasyarakat ya?
Wah, cocok nih untuk diterapkan esok kalau aku sudah punya anak. Ngomong-ngomong dulu waktu aku masih bocah susah bener kalau disuruh orang tua buat ngaji di surau. Semoga anakku kelak gak jadi ndableg seperti jaman ibunya masih bocah.
ReplyDeleteHahaha,
Deleterata-rata anak kecil kan emang gitu Mbak Roem.
Saya juga sempat begitu, kadang malas, pura-pura sakit perut.
Semoga kelak jadi anak soleh ya Zafa ^^
ReplyDeleteAamiin, YaRabbalalaamin.
DeleteMakasih Om.
Mengajarkan sila Pancasila salah satu upaya kita demi menciptakan kerukunan dan kedamaian di bumi pertiwi ini ya. Penanaman karakter baik terhadap anak memang sebaiknya dilakukan sejak dini
ReplyDeleteInsyaallah, Teh.
DeleteMelalui mengenalkan anak tentang agama barengan dengan budi pekertinya. Karena kalau budi pekerti bagus insyaallah yang lain ikut.
Tentunya juga mengajarkan kelima sila kan mbak? gak cuman sila pertama. Semoga anaknya selalu sehat ya
ReplyDeletePasti, Mbak.
DeleteKebetulan pembahasan masih sila pertama.
Kalau sila-sila yang lain kayanya ada di kegiatan-kegiatan di sosialisasi dan semua diajarkan sesuai usianya. Dia masih 5tahun biar ga terlalu berat, hehehehe.
Aku juga menerapkan hal yang sama untuk anakku karena klo agama sudah bagus yang lainnya ikut bagus InsyaAllah aamiinn
ReplyDeleteIyes, insyallah ya Mbak Emma.
DeleteSemua kan basicnya dulu, harus ada pondasinya sebelum belajar yang lain.
Saya pribadi juga sudah menerapkan beberapa saran yang mbak tulis kepada anak-anak. Tapi saya juga mengajarkan "lakum diinukum wa liya diin" itu bentuk toleransi kami untuk umat lain. ^^
ReplyDeleteUdah pasti Mbak. Lakum dinukum Waliyaddin ini sebagai pondasi dalam toleransi. Kami ga ajarkan fanatik juga.
DeleteAduh Zafaaaa, gemesssss. Gak lama lagi bisa jadi imam shalatnya bunda nih nak. Insya Allah. Ini juga tanggung jawab kita sebagai orang tua ya mba, mendekatkan anak pada ilmu agama. Di zaman mereka nanti, agama lah benteng diri.
ReplyDeleteAaamiin, insyaallah.
DeleteDoain ya Tante....Setuju ini, agama menajdi benteng diri.
Aku harus belajar dari sini nih karena jujur menjelaskan tentang siap aitu "Allah" dan sholat itu wajib butuh usaha yang kuat hehe nice share mbak....
ReplyDeleteEmang, Mbak.
DeleteAku pun harus mengulang-ulang.
Siapa ALLAH? kenapa harus ibadah?
Kenapa sih kita harus baik, dan sebagainya.
Namanya anak-anak kadang kritisnya mereka kebangetan, hahaha
Pengamalan sila pertama langsung diamalkan oleh anak-anak menumbuhkan toleransi dan tenggang rasa terhadap sesama
ReplyDeleteBener, Mbak Fenny.
DeleteSila pertama ini sudah mencakup keseluruhan nurut aku.
Kalau sudah sila pertama kita amalkan makan mudah bagi kita mengamalkan sila-sila lainnya.
Sepertinya mbak ini adalah orang tua yang luar biasa. Aku yang masih minim banget soal parenting jadi belajar banyak nih. Semoga kelak kalau sudah punya anak, aku bisa mengarahkan anakku seperti ini juga.
ReplyDeleteBismillah, Mbak.
DeleteMasih belajar dan butuh koreksi sana n sini.
Belajar dari banyak sumber termasuk blohg kawan-kawan itu.
Looking forward sharingnya Mbak kelak tentang anak-anaknya yaa :)
Anak-anak itu sebenarnya lebih mudah disetir, mereka bagai spons yang menyerap apa yang mereka liat, dengar dan pelajari.
ReplyDeleteKarenanya, penting banget mengajarkan akidah agamanya sejak dini, tapi juga tetap mengajarkan keragaman.
Kalau saya bersyukur, sejak kecil si kakak selalu ada di lingkungan Islam, tapi sekarang dia bisa memahami perbedaan, dan kebetulan kami bertetangga dengan non muslim China, jadi lebih mudah menjelaskan pada si kakak tentang keberagaman :)
Setiap ortu ternyata ada tantangan beda-beda ya, Mbak.
DeleteAku dulu merasa kesulitan malah mengajarkan tentang agama ini karena lingkungan yang heterogen ini. Namun, mengubah mindset bahwah ini menjadi lebih mudah buat belajar malah menjadi challenge tersendiri.
Lingkungan lingkup terkecil kami pun macam-macam, isinya.
Jadi, kami jelaskan saja dengan bahasa yang bsia dia fahami.
Lucunya Zafa..
ReplyDeleteSetuju banget dengan prinsip pendidikan Hani
Nomor satu dan utama hanya agama
Tanpa agama, semua pilar akan runtuh
Makasih, Mbak.
DeleteDapat persetujuan dari yang lebih pengalaman membuat hati lebih mantab :)
Aku juga sudah mengenalkan anakku agama sejak dini mulai dari mengajari anakku menyebut kata Allah
ReplyDeleteAlhamdulillah ya Mbak, semoga anak kita termasuk anak-anak yang kenal akan Tuhan-NYA.
DeleteAgama salah satu hal yang paling penting untuk di ajarkan sejak dini ya mbak.. semakin baik agamanya, semakin kuat fondasi kehidupannya kelak 😊 betul banget seperti kata mbak, kita hidup di negara yang heterogen, patutlah juga kita ajarkan mereka untuk bersikap toleransi dan saling menghargai ❤️
ReplyDeleteAku lagi tahap memperkenalkan sholat ke anakku jg mbak soalnya udah 7 tahun, tapi ya masih bolong2 gtu. Tapi udah kujelasin kalau adzan ya sholat krn udah gede. Emanhg perlu konsisten dan zaman skrng menanamkan pendidikan agama sangat penting ya. Supaya anaknya paham agama tapi jg punya empati pada sesamanya dan lingkungannya
ReplyDeleteSepakat. Anak ibarat kertas putih tinggal bagaimana yang menuliskannyalah yang membentuk kepribadian dan karakternya. Aku juga membiarkan anak anak bermain dengan siapa saja biar mereka tau kalau dunia itu ga hitam dan putih.
ReplyDeleteKlo aku pake patokan pendidikan berbasis fitrah
ReplyDeleteDimana usia 0-7 th menjadi masa golden age fitrah keimanan...
Caranya ya dgn mengenalkana agama scr rileks
Melalui keteladanan dan kisah inspiratif
Masya Allah. Semoga semangat selalu.
ReplyDeleteKalau buat saya, dan yang diajarkan orangtua, agama memang merupakan pondasi segala aspek kehidupan kita.
Setuju, akidah kita tanamkan sebagai dasar berkehidupan. Selajutnya anak akan mampu menjadi individu yang bergama di tengah kehidupan sosialnya.
ReplyDelete