Perempuan Dalam Industri Digital - Sering kali kita berpikir bahwasannya apa-apa
yang berkaitan dengan digital dan technologi selalu berhubungan dengan pria.
Padahal tidak demikian, apabila seorang perempuan memiliki peranan yang sangat
penting di dalam sebuah keluarga maka sepatutnya berperan penting juga di dalam
perkembangan Industri Digital.
Kita
saat ini berada pada masa memasuki revolusi industri 4.0 di mana segala sesuatu
bisa dikontrol dari genggaman kita karena adanya kemajuan tekhnologi.
Lantas,
apa saja peranan para perempuan masa kini di dalam perkembangan industri digital
ini? Salah satunya dengan menjadi pelaku bisnis yang memanfaatkan tekhnologi
online. Yang menjadikan mereka semua mampu menjalankan bisnis di mana saja.
Pada
acara Kelas Literasi Digital, Sister UKM Go Online Sabtu kemarin aku pun berkesempatan belajar
banyak ilmu khususnya tentang “Financial Planning”. Khusus untuk materi ini
dijelaskan secara mudah oleh Bunda Tyas Windarti, CEO dari Bayi Banget
Hijab.
Apa
saja ilmu yang kita peroleh mengenai financial plan ini? Secara garis besar
bisa kujelaskan sebagaimana berikut:
- Mencatat. Mencatat setiap kegiatan bisnis kita, dimulai dari rencana product yang akan dijual, bagaimana memasarkannya, in and out barang dan uang
- Konsisten terhadap kegiatan mencatat tersebut, jika tidak sanggup hire orang professional apalagi jika usaha omset sudah terus bertambah. Karena kegiatan pencatatat, khususnya financial jika tidak dibuat maka kita tidak tahu kondisi kesehatan keuangan perusahaan kita, kita pun cenderung ngawur membuat planning untuk expansi, innovasi hanya dengan ilmu kira-kira. Business tentunya bukan mainan, kesungguhan kita terhadap bisnis yang kita jalani terlihat pada kesungguhan kita dalam melakukan pembukuan. Walaupun pembukuan yang paling sederhana
- Perhitungan HPP yang jelas. Di dalam bagian ini, aku yang biasa kebagian menentukan HPP benar-benar langsung tertampar karena ternyata banyak cost-cost yang harusnya masuk ke HPP tidak aku masukkan. Apalagi kalau kita memiliki reseller jangan sampai profit reseller lebih besar dari kita. Hm….tapi aku juag sempat bikin penyangkalan di hati, kalau bisnis itu kan harus flexible. Jadi, bagaimana menghadapinya? Penentuan HPP dengan margin kecil harusnya punya aturan baku, kalau tidak ya lakukan peninjauan di dalam “pengeluaran” atau “cost produksi”
- Owner itu harus digaji lho…sempat bingung juga aku saat dibilang begitu, kan owner. Maksudnya gaji? Oh….ternyata cost operasional kita dalam satu bulan tersebut. Dan Gaji Owner ini bisa diambil dari HPP atau profit bersih sama dengan CSR
- Membuat laporan penjualan dan database client
- Miliki team dan kerjakan semua pembagian tugas pekerjaan dengan jelas
- Terhadap product; kita harus flexible karena dalam berbisnis kit amengikuti “market demand”
Dan
dari Mbak Adelia Panjaitan sendiri
yang merupakan perwakilan Sisternet, XL
Axiata menegaskan kalau kita perempuan harus mengambil peranan dalam
perkembangan perekonomian digital ini dengan meng- GO ONLINE kan bisnis kita
agar terus growth apalagi ilmu Financial Planning sudah
di dapat.
Acara
yang menurutku sangat padat dengan ilmu karena materinya disampaikan dengan
sangat mudah dicernah. Yang asyik, bahkan Bunda Tras Windarti bersedia
memberikan konsultasi gratis langsung bagi siapa-siapa yang membawa data
keuangan bisnisnya saat itu.
Last
but not least, very thankful to Sisternet, XL Axiata dan BlogerCrony Community yang
sudah menjembatani kegiatan ini sampai selesai. Kami pulang dengan wajah puas
dan menunggu program lanjutannya, yaitu praktek! Dan ilmu lanjutan lainnya
Pastinya. Karena bisnis itu ga sekedar jualan dan dapat untung, tapi kita harus
berpikir bagaimana bisa mengambangkan bisnis kita menjadi lebih besar dalam
satu waktu kewaktu.
Ilmu kece dapet, usaha smoga makin lancar Iyah kk
ReplyDeleteAmiin, Amiin, sukses juga buat Gong Sofie yaa :)
DeleteUntuk ekonomi Digital di Bali kita harus ikut berberan di dalamnya, yuk semangat!!
SAYA PERHATIKAN DALAM DUNIA DIGITAL SAAT INI, LEBIH BANYAK SIH WANITA YANG IKUT BERPERAN,SALAH SATUNYA SEBAGAI CUSTUMER SERVICE
ReplyDeleteBenar, Mas.
DeleteTapi dibanding negara berkembang lainnya Indonesia masih tertinggal. Oleh karena itu sekarang kami peremouan ditegaskan untuk berperan serta dalam kemajuan industri digital memasuka revolusi industri 4.0 yang akan datang.
Kalau saya lihat-lihat peran kaum wanita dalam bisnis digital tinggi,kayak di lihat di medsos Facebook,Ig, WhatsApp yang memegan bisnis di bidang itu wanita.
ReplyDeleteSaya sendiri mbak bisnis digital bingun apa yang harus saya bisniskan :D
Kalau berbisnis mendingan mengerjakan yang sesuai hobby dan kesukaan, Mas.
DeleteIlmu yang didapat benar-benar inspiratif ya mbak, bisa kita jadikan acuan untuk memulai sebuah bisnis. Semoga kelas literasi digital di Bali akan terus berlanjut karena sangat mengedukasi kaum perempuan khususnya yang tengah menggeluti dunia bisnis.
ReplyDeleteIya, Mbak...yang awalnya kita remehin, semacam keknya ga perlu eh ternyata perlu juga....
DeleteKeren acaranya, dapet ilmu cara berbisnis, gratis pula. Hehhe.
ReplyDeletePadahal itu kalau konsultasi kan mahal, ya. Xixixi
Sukses terus buat kita semua ya mom
Bener Mak Icick, super duper keren dan ga nyesel banget ikutan....
DeleteSemoga ada program lanjutannya.
Tulisan yg sarat akan makna dan esensi bukan sekadar sensasi, bagus mbk
ReplyDeleteTerima kasih atas apresiasinya yaa :)
DeleteWah, iya dong perempuan zaman now mesti pandai, bisa memahami digital. Belajar sedikit demi sedikit kan bisa ya...apalagi jika suami mendukung. Semoga dengan adanya sosialisasi yg kelas para perempuan bisa bukses dlm segala hal.
ReplyDeleteIya setuju sekali, Mbak.
DeleteKarena semua bisa dipelajari.
Salam,