Setiap orang tua
memiliki gaya parenting sendiri-sendiri di dalam membesarkan anak-anak mereka.
Dari banyak gaya parenting yang beredar di belahan bumi ini, setiap orang tua
bebas mencomot, aplikasikan dan kombinasikan mana yang pas untuk anak-anak
mereka. Jadi, di dalam ilmu parenting tidak ada yang salah atau benar. Yang
bagus atau yang jelek. Semua berbeda karena setiap anak unik.
Untuk aku sendiri,
lebih memakai basis “Kepercayaan”. Parenting berbasis
kepercayaan ini kalau penerapan di kami lebih pada kami percaya kalau anak kami
akan tumbuh dengan baik dengan arahan yang kami berikan sesuai dengan value
dalam agama yang kami yakini dan juga value keluarga yang kami bentuk. Oleh karenanya, sebelum kami memiliki anak kami
sudah memiliki value-value dalam keluarga yang yang principal.
Ribet sekali? Tidak,
kok. Cenderung santai malahan aku bilang. Dengan basis kepercayaan ini kami
tidak mudah terombang-ambing oleh system parenting yang orang lain pakai.
Walaupun ada kalanya kami juga memakai dan kombinasikannya. Karena satu system
parenting saja sepertinya tidak akan effektif itu yang kami percaya.
Kenapa Berbasis Kepercayaan?
Karena pada dasarnya
setiap orang paling suka diberikan kepercayaan, ya? Mereka merasa “superior”. Begitu
pula anak-anak, mereka kalau dipercaya cenderung memiliki satu pride dan
kepercayaan diri yang tinggi. Bangga dipercaya oleh orang tuanya, sehingga dia
akan membuktikan bahwa diri mereka memang hebat.
Kapan Parenting Basis Kepercayaan Di Mulai?
Kami memulai parenting
basis kepercayaan ini semenjak bayi di dalam perut. Sambil mengelusnya, aku
sering mengatakan sesuatu padanya “Selalu
tumbuh jadi bayi yang sehat, rama dan disukai banyak orang ya, sayang….” Atau
terkadang aku bilang “Anak baik, ayo bobo….”
Cuma begitu saja, ya? Iya. Cuma begitu saja. Mengatakannya dengan
kepercayaan bahwa anak kita nantinya memang anak yang baik, bayi yang ramah dan
disukai banyak orang.
Apakah berhasil?
Hm….aku bilang
berhasil, karena sebagai bayi Zafa merupakan bayi yang ga rewel. Bayi yang
ramah. Cuma dia sudah terlihat dari bayi kalau potentially introvert, jadi dari
bayi itu aku udah mikir keras “gimana ya
biar anakku ini gampang bergaul sama orang?” dan berjalannya dengan waktu,
ilmu-ilmu dan cara membuat dia lebih gampang bergaul kutemukan.
Kepercayaan yang kami
berikan ini berlaku pada tahapan pertumbuhan Zafa juga, seperti pada saat dia
berjalan, potty training, berbicara dan beberapa hal lainnya.
Apakah Dengan Basis Kepercayaan Kami Tidak Pernah
Khawatir?
Sama saja dengan orang
tua lain, terkadang melihat anak kok tidak sama dengan anak-anal lainnya?
Kenapa, ya? Kadang ada khawatir Zafa ga se-smart teman-temannya, atau
takut-takut yang lain. Tapi, kekhawatiran itu selalu kami diskusikan berdua.
Jadi “Kepercayaan” ini memang harus kompak diberikan oleh Mom and
Dad, bukan salah satu.
Biasanya setelah
diskusi, rasa khawatir itu lepas. Dan kami sabar menunggu sampai pada waktunya
tiba. Jadi, anak-anak ini memang akan bisa apa saja pada waktunya sendiri asal
kita tetap mengawasi dan mengarahkannya.
Berikan Apresiasi Pada Setiap Pencapaian
Apresiasi itu bukan
selalu hadiah, kami biasanya cukup bilang “terima
kasih” “mami bangga sama Zafa karena Zafa baik, Zafa pinter dan sebagainya”.
Apresiasi ini kami lakukan dengan sentuhan dan tatapan tulus yang memberikan
dia kepercayaan diri sekaligus ungkapan kami betapa kami percaya dengan apa
yang dia lakukan.
Ada kalanya kami juga
memberikan apresiasi berupa hadiah mainan yang sedang dia inginkan.
Bagaimana Menunjukan Rasa Percaya Kita Kepada Anak?
Cara yang kami berikan
adalah dengan memberikannya pelukan, ciuman, ungkapan-ungakpan verbal yang
memberikan dia dorongan untuk melakukan sesuatu lebih baik. Dan pastinya mengurangi
rasa khawatir akan perkembangannya.
Dan satu lagi, saat
menegur anak kami tidak sekedar berteriak dan memarahi. Biasanya kami lebih
mengajaknya bicara, bicara pelan sambal kami tatap matanya. Karena berteriak
dengan mengabaikan tidak akan menyentuh hatinya. Jadi, Alhamdulillah kami
memang jenis orang tua yang jarang teriak. Palingan agak tegas saja “Zaf…….” Cuma begitu kadang anak sudah
tahu dia salah dan langsung bilang “Oops,
sorry Mommy” Tapi, pasti pernah juga kami marah.
Kalau dia melakukan
kesalahan fatal, seperti pernah mengambil barang sepupunya buat sekolah dijadikan
mainan, dan itu sudah tiga kali kalau tidak salah. Akhirnya ya aku hokum,
kurung di kamar. Pernah juga berdiri ga boleh bersandar. Setelah dia sadar
kesalahannya, aku akan duduk berdua sambal peluk dan aku kasih tahu tentang
betapa tidak baiknya apa yang dia lakukan. Dia biasanya akan bilang “I am sorry, mommy” atau minta maaf.
Memberikan gambaran salah dan benar secara nyata membuat anak lebih mudah memahami apa yang kita katakan. Di samping beberapa hal di atas, kami terutama aku ibunya sering kali memberikan bisikan pada anak tentang hal-hal baik dan juga memberikannya panggilan-panggilan baik. Inti dari kepercayaan ini adalah memberikan dia kepercayaan diri. Karena di masa dia nanti adalah era AI di mana segala sesuatu memakai robot AI maka ada hal-hal yang tidak bisa digantikan AI yang harus anak kami kuasai. Apakah itu? Karakter yang kuat. Cinta Kasih dan percaya diri. Percaya diri saya tanpa cinta kasih? Hm.... I can't say anything.
Memberikan gambaran salah dan benar secara nyata membuat anak lebih mudah memahami apa yang kita katakan. Di samping beberapa hal di atas, kami terutama aku ibunya sering kali memberikan bisikan pada anak tentang hal-hal baik dan juga memberikannya panggilan-panggilan baik. Inti dari kepercayaan ini adalah memberikan dia kepercayaan diri. Karena di masa dia nanti adalah era AI di mana segala sesuatu memakai robot AI maka ada hal-hal yang tidak bisa digantikan AI yang harus anak kami kuasai. Apakah itu? Karakter yang kuat. Cinta Kasih dan percaya diri. Percaya diri saya tanpa cinta kasih? Hm.... I can't say anything.
Menjadi orang tua itu
memang terus belajar dan jujur, di usia Zafa hampir 5 tahun ini aku lebih
exciting apalagi dengan tantangan yang diberikan, yaitu dia gak mau sekolah.
Hahaha.
No comments:
Post a comment
Hai Sahabat,
Terima kasih sudah berkenan datang dan membaca.
Cheers dan Banyak Cinta dari Bali!!
XoXo