![]() |
Foto dari Bali Post, merupakan gunung sampah di Pulau Serangan. Bahkan bisa dilihat dari Jalan By Pass Ngurah Rai |
Dalam proses alam
sebenarnya tidak ada definisi atau istilah sampah jika kita bisa memanfaatkan
segala sesuatu yang ada dan tersedia di dalam ala mini. Namun, pada
kenyataannya kita selalu meninggalkan sampah setelah menyelesiakan suatu
proses. Entah itu sampah organik atau non-organik.
Di Bali sendiri sudah
di terbitkan peraturan atau kebutusan gubernur No, 97 tahun 2018 yang secara
garis besar berisi “Pembatasan
Penimbulan Sampah Plastik Sekali Pakai” jadi, kalau ke Bali kemana-mana
harus bawa tas, ya? Kalau saya sih di tas selalu ada tas belanjaan. Berbagai
ukuran, kecil, sedang sampai besar. Bahkan kadang saya ga pakai itu tas-tas
fashionable ganti tas bahan Spongebon hehehe.
Oh iya, yang ingin download isi Pergub No. 97 Tahun 2018 bisa click di SINI.
Bahkan, minggu lalu pet
shop langganan cerita kena denda 500ribu dan pembelinya 100ribu gara-gara di
tempat mereka masih menyediakan kantong plastik. Segawat itu, ya? Bener. Bali
darurat sampah. Maka perlu tindakan tegas dari pemerintah daerahnya.
Jadi, di dalam pergub
juga dikatakan kalau siapa yang menghasilkan sampah tersebut dia yang harus
kelola. Beberapa hotel sudah melakukan proses pengelolaan sampah secara mandiri
bahkan mereka sudah mulai memakai amenities dari bahan environmental friendly.
Seperti cotton bud dari kertas, sikat gigi dari bamboo, straw dari stainless steel,
bamboo bahkan kertas.
Di daerah kamu, langkah
apa yang diambil pemerintah dalam mengatasi sampah?
namanya sampah memang harus dikelola dengan baik, apa algi sampah itu terbuat dari bahan plastik, ini kebijakan harus diupayakan untuk semua kalangan, supaya orang sadar akan dampak sampah jika menumpuk
ReplyDeleteSebenarnya dampak sampah sudah mulai dirasakan, dari mulai seringnya banjir, polusi udara karena bau tidak sedap yang ditimbulkan. Namun, demikian ya begitulah...manusia emang perusak dan gak ada kapoknya.
DeleteWah, dapat mencoreng pariwisata Bali tuh. Pengelolaam sampah secara mandiri perlu ada subsidi & pelatihan juga. Bule kan taunya Bali dulu baru Indonesia hehe..
ReplyDeleteSaat ini peranan pemerintah masih pada tahap membuat "Pergub" dan beberapa hotel sudah melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Begitupun pelarangan pembakaian kantong plastik pada pelaku bisnis ritel. Cuma, pendidikan tentang sampah ini meski sudah ada perlu lebih digalakkan lagi karena kenyataannya masyarakat masih cuek.
DeleteMungkin karena Bali tempat wisata, jadi sampah juga menumpuk
ReplyDeleteBisa jadi salah satu sebab, namun karena kebiasaan suatu masyarakat juga bisa menjadi penyebabnya. Banyak kegiatan pencinta lingkungan yang memberikan edukasi namun juga kurang begitu berdampak sampai akhirnya harus dibuat pergub ini.
DeleteBukan hanya Bali sebenarnya gan... Hampir semua kota besar darurat sampah, terutama plastik
ReplyDeleteBener juga, tapi mungkin Bali yang merasakan bagaimana dampak besar ini sehingga peraturan penggunaaan plastik sekali pakai benar-benar ketat. Mungkin daerah lain perlu mengikuti ya...
Delete